1. Pengertian
Motivasi
Weiner
(1990) yang dikutip Elliott et al. (2000) :
Motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan
kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita
tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Uno
(2007) :
Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya (1) hasrat dan minat
untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan,
(3) harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5)
lingkungan yang baik, serta (6) kegiatan yang menarik.
Siagian
(2004) :
Motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang
dengan situasi yang dihadapinya.
Makmun
(2003) :
Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya,
atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk
bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Terry (1977) :
Motivasi adalah keinginan di dalam individu yang
mendorong ia untuk bertindak.
Koontz (1980) :
Motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk
memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau mungkin sama persis, yakni
keduanya dipandang sebagai dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
melakukan atau berbuat sesuatu.
2. Teori
Drive-Reinforcement dan implikasi praktisnya
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan
tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang
mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Teori ”drive” bisa diuraikan
sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan
oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang.
Teori “reinforcement” mempunyai dua aturan pokok : aturan
pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan
pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.
Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang
didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban
yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi
atau tindakannya dengan sebab akibat.
Implikasi teori Drive-Reinforcement
Biasanya di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang kuli panggul di pasar tradisional, jika ia dapat mengangkut/mengirim 5 ton buah pada tiap 5 karung maka akan diberikan 2 kg buah segar oleh pemilik toko buah tersebut,
Drive-Reinforcement nya berbentuk reward berupa materi yang diberikan pemilik toko kepada pekerjanya (kuli panggul).
Biasanya di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang kuli panggul di pasar tradisional, jika ia dapat mengangkut/mengirim 5 ton buah pada tiap 5 karung maka akan diberikan 2 kg buah segar oleh pemilik toko buah tersebut,
Drive-Reinforcement nya berbentuk reward berupa materi yang diberikan pemilik toko kepada pekerjanya (kuli panggul).
Daftar pustaka:
Sihotang.
A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
Tim
pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu
dan aplikasi pendidikan. Jakarta : PT IMTIMA
Effendi,
N. F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
0 komentar:
Posting Komentar