Subscribe:

Sabtu, 21 November 2015

Psikologi Manajemen Minggu ke-8 : Motivasi



1. Pengertian Motivasi


Weiner (1990) yang dikutip Elliott et al. (2000) :

Motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Uno (2007) :

Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, serta (6) kegiatan yang menarik.

Siagian (2004) :

Motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya.

Makmun (2003) :

Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

Terry (1977) :

Motivasi adalah keinginan di dalam individu yang mendorong ia untuk bertindak.

Koontz (1980) :


Motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau mungkin sama persis, yakni keduanya dipandang sebagai dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan atau berbuat sesuatu.


2. Teori Drive-Reinforcement dan implikasi praktisnya

Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang.
Teori “reinforcement” mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.

Implikasi teori Drive-Reinforcement
Biasanya di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalkan seorang kuli panggul di pasar tradisional, jika ia dapat mengangkut/mengirim 5 ton buah pada tiap 5 karung maka akan diberikan 2 kg buah segar oleh pemilik toko buah tersebut,
Drive-Reinforcement nya berbentuk reward berupa materi yang diberikan pemilik toko kepada pekerjanya (kuli panggul).

Daftar pustaka:
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Tim pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta : PT IMTIMA
Effendi, N. F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika



0 komentar:

Posting Komentar