3. Teori
Harapan
Teori harapan
dikembangkan oleh Vroom yang diperluas oleh Porter dan Lawler. Inti dari teori
harapan terletak pada pendapat yang mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan
seseorang bertindak bergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti oleh suatu hasil tertentu dan terdapat daya Tarik pada hasil tersebut
bagi orang yang bersangkutan. Menurut teori ini,
motivasi individu boleh meningkatkan usahanya apabila individu itu mempercayai
peningkatan dalam usaha membenarkannya bekerja dengan baik bagi menyiapkan
suatu tugas dengan sempurna.
Seorang professor
Kanada yang bernama Victor Vroom pada tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work
and Motivation” mengemukan sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa
orang-orang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil
yang diharapkan. Teori tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan
atau Expectancy Theory.
Terdapat 3
konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil).
Valensi (Valence), yaitu mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.
Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme:
a. Tujuan adalah yang mengarahkan perhatian
b. Tujuan adalah yang mengatur upaya
c. Tujuan adalah meningkatkan persistensi
d. Tujuan adalah menunjang strategi untuk dan rencana kegiatan
Hasil penelitian Edwin Locke menunjukkan bahwa :
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi.
Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil).
Valensi (Valence), yaitu mengarah pada nilai positif dan negative yang dirujuk oleh orang-orang terhadap sebuah hasil.
4. Teori
Penetapan Tujuan
Dalam teori ini, Edwin
Locke mengemukakan kesimpulan bahwwa penetapan suatu tujuan tidak hanya
berpengaruh terhadap pekerjaan saja, tetapi juga mempengaruhi orang tersebut
untuk mencari cara yang efektif dalam mengerjakannya. Kejelasan tujuan yang
hendak dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya akan menumbuhkan
motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun apabila ditetapkan sendiri
oleh orang yang bersangjkutan atau organisasi yang membawahinya akan membuat
prestasi yang meningkat, asalkan dapat diterima sebagai tujuan yang pantas dan
layak dicapai.
Terdapat
minat yang terus tumbuh dan berkembang untuk menerapkan tujuan terhadap masalh
dan persoalan organisasi sejak Locke menyajikan apa yang sekarang dianggap
sebagai tulisan klasik pada tahun 1968. Suatu tujuan merupakan hasil yang
berusaha dicapai oleh orang lain, tim, atau kelompok melalui perilaku dan
tindakan. Locke menyatakan bahwa penetapan tujuan merupakan proses kognitif
dari beberapa utulitas praktis. Pandangannya adalah bahwa keinginan dan tujuan
individu merupakan determinan perilaku yang utama. Teori penetapan tujuan juga
menempatkan penekanan yang spesifik terhadap pentingnya tujuan sadar dalam
menjelaskan perilaku yang termotivasi. Locke menggunakan adanya keinginan dan
tujuan untuk mengusulkan dan menyediakan dukungan penelitian untuk pendapat
bahwa semakin kuat suatu tujuan akan menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi
jika tujuan ini diterima oleh individu.
Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme:
a. Tujuan adalah yang mengarahkan perhatian
b. Tujuan adalah yang mengatur upaya
c. Tujuan adalah meningkatkan persistensi
d. Tujuan adalah menunjang strategi untuk dan rencana kegiatan
Hasil penelitian Edwin Locke menunjukkan bahwa :
1. Tujuan yang cukup sulit ternyata menghasilkan tingkat kerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang lebih mudah.
2. Tujuan khusus, cukup sulit untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi.
Daftar Pustaka :
- Ivancevich,
J. M., Konopaske, R., & Matteson, M. T. 2006. Perilaku dan manajemen organisasi. Jakarta : Erlangga.
- Abdullah,
A. G., Aziz, A. R., & Ahmad, M. Z. 2008. Kuala Lumpur : PTS Professional
Publishing Sdn. Bhs.
- Effendi,
N. F. 2008. Pendidikan dalam keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.