Subscribe:

Jumat, 13 Mei 2016

PSIKOTERAPI : minggu ke-2


1.      Metode Terapi Humanistik Eksistensial

       Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force). Teori eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang berorientasi eksistensial,mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu alam.

*Konsep Utama Terapi Humanistik-Eksistensial
  1. Kesadaran Diri 
  1. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
  1. Penciptaan Makna
*Tujuan-tujuan Terapeutik

        Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak atas kemampuannya.

*Fungsi dan Peran Terapis dalam Terapi Humanistik-Eksistensial

         Terapis dalam terapi humanistik eksistensial mempunyai tugas utama, yaitu berusaha untuk memahami klien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Dimana tekhnik yang digunakannya itu selalui mendahului suatu pemahaman yang mendalam terhadap kliennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.

      2. Metode Terapi Psikoanalisa


                       Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Psikoanalisis berasal dari uraian tokoh psikoanalisa yaitu Sigmund Freud yang mengatakan bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatic dari pengalaman seksual pada masa kecil. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa lima tahun pertama dalam kehidupannya.

*Tujuan terapi :
1.      Mengungkapkan konflik-konflik yang dianggap mendasari munculnya ketakutan yang ekstrem dan reaksi menghindar yang menjadi karakteristik gangguan ini.
2.      Membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat pasien sadar akan hal yang selama ini tidak disadarinya.
3.      Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.

*Peran terapis :
1.      Membantu pasien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
2.      Membangun hubungan kerja dengan pasien, dengan banyak mendengar & menafsirkan
3.      Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan pasien
4.      Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita pasien

      3. Perbedaan Terapi Humanistik Eksistensial dengan Person Centered Therapy
 
                       Terapi Humanistik Eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab saling berkaitan sedangkan Person Centered Therapy (Rogers) Psikoterapi ini menekankan bahwa prinsip terapi ini tidak hanya diterapakan dalam proses terapi, tetapi prinsip-prinsip terapi ini dapat diterapkan di berbagai setting seperti dalam masyarakat. Dengan meningkatkan keterlibatan hubungan personal dengan klien, terapis lebih aktif & terbuka, lebih memperhatikan pengaruh lingkungan.




      4. Teknik dari Logoterapi
 
                            Pendiri logoterapi adalah Victor Frankl. Victor E Frankl di lahirkan di wina, pada tanggal 26 maret 1905 dan meninggal pada tanggal 2 september 1997 akibat gagal jantung. Logoterapi mendapat julukan kehormatan sebagai The Third Viennese School of Psychotheraphy sebagai aliran mapan setelah psikoamalisa Sigmun Freud dan psikologi individual Alfred adler. Teori dan terapi ini berkembang karena pengalaman victor dalam kelompok konsentrasi Naazi yang mematikan.  Ia menyebutkan bentuk terapinya sebagai Logotherapy yang bersala dari yunani logos yang artinya belajar, kata, semnagat atau makna. Logoterapi menrumuskan suatu keinginan untuk memaknai (will to meaning).
           Kondisi masyarakat Indonesia saat ini banyak diliputi oleh rasa frustasi, baik di kalangan eksekutif, profesional, karyawan biasa sampai para pengangguran dan pensiunan. Hal ini disebut sebagai frustasi eksistensial. Bagi para karyawan, eksekutif dan profesional, mereka mencurahkan hampir seluruh perhatian dan waktunya untuk pekerjaan mereka. Mereka sangat sibuk dengan tekanan tanggung jawab pekerjaan, tuntutan target pekerjaan sekaligus tuntutan memenuhi nafkah hidup bagi diri dan keluarganya tetapi melupakan “kehidupan” dirinya sendiri. Kemakmuran materi seringkali dijadikan tujuan terakhir atau bahkan tujuan utama satu-satunya pada dirinya sendiri. Banyak orang menaruh perhatian semata-mata pada uang dan dengan uang mereka merasa berkuasa. Bagi para pengangguran dan pensiunan, banyak dari mereka mengalami krisis spiritual dan kecemasan (neurosis). Kebanyakan dari mereka tidak tampak depresi tetapi apatis, acuh tak acuh dan kehilangan inisiatif.

       Daftar Pustaka :

       Frankl. Emil. (2004). On the theory and therapy of mental disorders: an introduction to 
                  logotherapy and existential analysis. Brunner-Routledge 270 Madison Avenue. New York.
      Bastaman, H.D. Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2007.
·         Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.
·         Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
                  April 15
      Corey Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama
      Misiak, henryk. 2005 . Psikologi fenomenologi,eksistensial dan humanistic. Bandung: PT Rafika 
                  aditama