Subscribe:

Jumat, 27 Maret 2015

Kesehatan Mental



SEJARAH KESEHATAN MENTAL

Penyakit mental sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang homo sapiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo sapiens sendiri. Mereka dan keturunan mereka sangat takut akan predaktor. Maka menderita berbagai kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga merusak mental orang-orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak itu manusia dengan rasa putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit mental, mengatasinya, dan memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya sederhana, ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh buruk orang lain, atau roh-roh jahat. Semua nenek moyang homo sapiens kadang-kadang harus memperhatikan kesehatan mental. Ia mungkin menghibur seorang kawannya yang sedang kebingungan.
Seperti apakah penyakit mental yang dialami oleh orang zaman purba? Apakah penyakit mental mereka berbeda dengan penyakit mental dewasa ini? Tidak ada cara untuk mengetahuinya dengan pasti. Ada spekulasi yang dapat deiterima bahwa beberapa gejala penyakit mental dewasa ini sangat mirip dengan yang dijumpai pada zaman dulu. Gejala-gejala penyakit mental zaman dahulu dan sekarang mungkin berhubungan sama halnya kita sendiri juga berhubungan dengan para nenek moyang kita. Teori-teori genetic penyakit sekurang-kurangnya tidak akan meremehkan pandangan semacam itu. Penyebab-penyebab penyakit mental zaman dahulu dapat juga dianggap berhubungan dengan penyebab-penyebab penyakit mental zaman kita. Faktor-faktor baik dari dalam (misalnya kekhawatoran terhadap sejumlah besar predator di lingkungan sekitarnya) maupun dari luar atau dari lingkungan (cuaca buruk, hilangnya binatang-binatang yang bisa dimakan, tidk munculnya buah-buahan pada musim semi) memainkan peranan terhadap penyakit mental dari manusia purba.



KONSEP SEHAT

Konsep sehat adalah konsep yang kompleks dan multiinterprestasi. Banyak faktor yang memengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat secara berbeda, bergantung para paradigmanya. Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingakat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat/normal sendiri merupakan hal yang sulit di definisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan normal/sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selajutnya, konsep umum tentang keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata-rata parameter tertentu sebagai acuannya. Nilai rata-rata tersebut dikenal dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah 136-145 mmol/l. secara umum, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan secara acuan.

PERBEDAAN KESEHATAN MENTAL KONSEP BARAT DAN KONSEP TIMUR

Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
•Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
•Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
•Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.

sumber : 

Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Konsep Sehat
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

http://fajarhakim.blogspot.com/2012/03/kesehatan-mental-softskill.html