SEJARAH KESEHATAN MENTAL
Penyakit mental sama
usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang homo
sapiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo sapiens
sendiri. Mereka dan keturunan mereka sangat takut akan predaktor. Maka menderita
berbagai kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga
merusak mental orang-orang lain dalam perkelahian-perkelahian. Sejak itu
manusia dengan rasa putus asa selalu berusaha menjelaskan penyakit mental,
mengatasinya, dan memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya
sederhana, ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala
alam, pengaruh buruk orang lain, atau roh-roh jahat. Semua nenek moyang homo
sapiens kadang-kadang harus memperhatikan kesehatan mental. Ia mungkin
menghibur seorang kawannya yang sedang kebingungan.
Seperti apakah penyakit
mental yang dialami oleh orang zaman purba? Apakah penyakit mental mereka
berbeda dengan penyakit mental dewasa ini? Tidak ada cara untuk mengetahuinya
dengan pasti. Ada spekulasi yang dapat deiterima bahwa beberapa gejala penyakit
mental dewasa ini sangat mirip dengan yang dijumpai pada zaman dulu. Gejala-gejala
penyakit mental zaman dahulu dan sekarang mungkin berhubungan sama halnya kita
sendiri juga berhubungan dengan para nenek moyang kita. Teori-teori genetic penyakit
sekurang-kurangnya tidak akan meremehkan pandangan semacam itu. Penyebab-penyebab
penyakit mental zaman dahulu dapat juga dianggap berhubungan dengan
penyebab-penyebab penyakit mental zaman kita. Faktor-faktor baik dari dalam
(misalnya kekhawatoran terhadap sejumlah besar predator di lingkungan
sekitarnya) maupun dari luar atau dari lingkungan (cuaca buruk, hilangnya
binatang-binatang yang bisa dimakan, tidk munculnya buah-buahan pada musim
semi) memainkan peranan terhadap penyakit mental dari manusia purba.
KONSEP SEHAT
Konsep sehat adalah
konsep yang kompleks dan multiinterprestasi. Banyak faktor yang memengaruhi
kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat juga beragam. Setiap individu,
keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat secara berbeda,
bergantung para paradigmanya. Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan
alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam
dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat
dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingakat
fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi
sosiokultural. Keadaan sehat/normal sendiri merupakan hal yang sulit di
definisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda
mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan
normal/sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selajutnya, konsep umum
tentang keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata-rata parameter
tertentu sebagai acuannya. Nilai rata-rata tersebut dikenal dengan istilah
nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah
136-145 mmol/l. secara umum, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan
secara acuan.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
•Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
•Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
•Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.
sumber :
Semium, Yustinus. 2006.
Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Konsep Sehat
Asmadi. 2008. Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta : EGC
http://fajarhakim.blogspot.com/2012/03/kesehatan-mental-softskill.html