Gina Nurul Huda
13513736
1PA06
Mitos Luar Negeri
Yeti dipercaya
sebagai sejenis primata besar yang menyerupai manusia yang menghuni
wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Nama Yeti
umumnya digunakan secara luas oleh penduduk asli di wilayah tersebut dan
merupakan bagian dari kisah sejarah dan mitologi mereka.
Pada tahun
1832, makhluk berbulu ini mulai dikenal dunia. Hal tersebut karena salah
seorang perwakilan negara Inggris yang bernama B.H. Hodgson sedang berada di
Nepal, melihat sosok makhluk yang memiliki bulu seluruh tubuhnya dan berjalan
tegak.
Seratus
tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1951, Eric Shipton yang merupakan
seorang pendaki dari Inggris menyebarkan foto jejak kaki yang memiliki panjang
13 inci dan lebarnya 8 inci. Penduduk setempat menyebutnya jejak kaki Yeti,
yang kemudian nama tersebut menjadi sangat terkenal di dunia.
Penduduk
Nepal percaya bahwa Yeti melintasi ladang salju dikarenakan sedang mencari
lumut yang mengandung garam di batuan. Dan dipercaya bahwa garam tersebut
dijadikan bahan makanan dari Yeti itu.
Namun
kemudian seorang peneliti Inggris, Ivan Sanderson mengatakan bahwa Yeti
sebenarnya mencari lumut kerak yang kaya akan gizi.
Masyarakat
Himalaya juga percaya bahwa Yeti adalah makhluk yang pandai dalam bersembunyi
dan habitatnya juga jauh dari peradaban manusia. Menurut para pemburu, Yeti
tinggal di hutan pegunungan Himalaya yang paling tinggi dan tidak bersalju, dan
mereka percaya bahwa Yeti juga dapat berayun-ayun dari pohon ke pohon.
Seorang
pembawa acara televisi yang sedang membuat film dokumenter tentang Yeti,
menemukan jejak kaki yang besar di suatu daerah terpencil di pegunungan
Himalaya. Mereka menemukan jejak kaki tersebut setelah berjalan 3 hari dari
Lukla. Daerah Lukla tersebut berjarak 250 km ke arah barat laut dari kota
Nepal, Kathmandu. Masyarakat Himalaya dan Tibet sangat mempercayai adanya
makhluk yang bernama Yeti tersebut, walaupun bukti-bukti nyatanya belum pernah
terungkap.