Subscribe:

Selasa, 28 Januari 2014

Juniorku



Pagi ini terasa sangat sejuk, dengan matahari yang baru terbit dari sebelah timur dan udara yang cukup lembab ,karena sebelum matahari terbit hujan turun. Hari ini adalah hari pertama MOS (Masa Orientasi Siswa) buat anak-anak kelas 1 untuk pertama kali nya mengenakan seragam putih abu-abu. MOS ini sebenarnya diadakan untuk mengakrabkan para guru dengan siswa baru, kakak-kakak kelas dengan junior-juniornya, juga sarana untuk memperkenalkan siswa baru pada lingkungan sekolah dan program-program sekolah. Tapi terkadang MOS disalahgunakan, MOS ini sering kali digunakan sebagai ajang balas dendam. Kakak kelas seringkali "mengatur" adik-adik kelas nya dengan tujuan agar adik-adik kelasnya mempunyai mental yang kuat untuk menghadapi dunia SMK seperti yang sedang dijalani kakak-kakak kelasnya kini. Namanya Lulu Nabila (yang lebih akrab dengan panggilan Luna), Luna yang dikenal sebagai salah satu perempuan yang murah senyum di sekolah tersebut, namun saat acara MOS ini Luna tidak sama sekali memperlihatkan senyum nya, ia seketika menjadi senior yang galak. Luna bertugas dengan Rendy dalam acara MOS ini, ditugaskan dalam satu pos yang sama.
"Ayo cepet jalannya, lelet banget sih kalian!!" Rendy berteriak pada adik kelas yang datang masuk sekolah baru mereka, dunia baru mereka, dan lingkungan baru mereka yang mungkin belum pernah mereka datangi sebelumnya.
Siswa MOS penampilannya sangat unik-unik. Dengan ciri khas kelompoknya masing-masing mereka terlihat sangat lucu. Mereka semua dikumpulkan dilapangan tempat yang biasa Luna dan teman-teman nya upacara disana.
“Hei!!! Kenapa perlengkapan kamu tidak lengkap?” Rendy meninggalkan Luna dan menghampirri siswa baru yang penampilannya jelas beda dengan siswa lainnya.
“Tadi perlengkapannya sudah saya pakai kak, tapi sekarang tidak ada” ujar cowok yang sedang ditanya Rendy itu.
“Terus kamu kira saya percaya perlengkapan kamu bias hilang sendiri? Aneh, udah di pakai kok gaada!!” Rendy merasa dibohongi oleh siswa cowok itu.
“Apa sih ren, udah marah-marah aja?” Tanya Luna heran pada Rendy.
“Ini ada anak aneh, katanya perlengkapannya udah dipake tapi masa gaada, baru jadi murid baru aja udah banyak alasan, kamu yang ngurus deh Lun” Rendy pun menyuruh Luna yang menghukum nya.
Luna melihat cowok itu dengan sangat tajam dengan tatapan yang membuat cowok itu menunduk saat dilihat oleh Luna.
“Hukuman dari saya, kamu ke pos selanjutnya dengan jalan seperti bebek, ngerti?!” ucap Luna dengan tegas, padahal sehari-hari Luna tidak pernah berbicara dengan nada setinggi ini. Dalam MOS memang banyak yang menjadikan dirinya sebagai orang lain, seperti Luna contohnya dengan berpura-pura galak pada junior nya. Memang  sebenarnya tetap saja balas dendam menjadi tujuan utama para senior ini. Apalagi buat yang sudah duduk di kelas 3, MOS kali ini kan merupakan MOS terakhir buat mereka. Kapan lagi punya kesempatan bentak-bentak dan ngerjain orang tanpa perlu takut dibalas?
***
Seminggu sudah berlalu, MOS sudah berakhir, tidak ada namanya bentak-bentak kakak kelas kepada adik kelasnya lagi, belajar mengajar pun sudah berjalan seperti biasa. Saat istirahat tiba, semua kelas pun kosong, dan seperti biasa Luna dan teman-temannya pergi ke kantin untuk jajan. Saat di kantin Luna melihat cowok yang menghampiri dan wajahnya tidak asing baginya.
“Eh ini kakak yang hukum aku pas MOS ya?” sapa cowok itu kepada Luna dan teman-temannya.
“Cie Luna, masih diinget sama juniornya tuh” teman-teman Luna pun meledek Luna, dan Luna pun mengelak malu.
Sambil tersenyum cowok itu mengulurkan tangan nya, “Hai kak, namaku Vino”
“Luna” jawab Luna singkat sambil mengulurkan tangan nya.
Setelah Vino berkenalan juga dengan teman-teman Luna, Vino pun pergi menuju kelas. Sejak saat itu Vino sering sengaja ke kantin tempat dimana Luna dan teman-temannya jajan, dan mereka saling menyapa dan saling memberi senyuman.
***
4 Februari, suatu pesan di media social Luna muncul, dan ternyata pesan itu dari Vino. Darimana dia tau media sosialku? Kenapa dia begitu yakin kalau ini aku? Luna bertanya-tanya dalam hatinya. Dan isi pesan nya itu ternyata Vino meminta nomor telepon Luna yang bisa di hubungi dengan alasan untuk menambah teman, kenpa harus Luna teman barunya? Kenapa harus kakak kelasnya? Entahlah. Yang ada dipikiran Luna mungkin Vino memang ingin berteman dengan siapa saja.
Setelah mereka berdua saling tukar nomor telepon, dari sana juga mereka jadi sering berkomunikasi, saling tukar ilmu, tukar pengalaman sampai akhirnya mereka saling curhat, sudah seperti sahabat. Bahkan, mereka jadi sering ketemu sampai di luar sekolah sekalipun. Vino juga jadi sering main kerumah Luna, cuma untuk mengobrol atau meminjam buku misalnya. Intinya, mereka jadi lebih dekat sekarang.
“Mal, aku deket sama adik kelas yang waktu itu aku hukum loh” Luna berbicaran pada Amalia, teman sebangkunya.
“Yang mana? Kan yang kamu hukum banyak?” jawab Amalia santai
“Yang aku hukum gara-gara kurang perlengkapan, si Vino” Luna menjelaskan dengan malu-malu
“Yap, aku inget. Terus kalian udah saling ketemu” Tanya Amalia ingin tau
“Udah, malah kita udah sering ketemuan diluar, dia juga sering main kerumah” jelas Luna singkat
“Ah kenapa baru cerita” Amalia sedikit kecewa mendengar penjelasan dari Luna
“Ya abisnyaaaaaaa” ……. “Oke, sebagai gantinya karna kamu baru cerita, nanti kalau kalian jadian aku ya yang pertama dikasih tau, lagian biar brondong juga kan dia lucu” ucap Amalia sambil meledek memotong pembicaraan Luna.
“Ih apa sih” jawab Luna malu-malu.
***
Singkat cerita belum lamaVino dekat dengan Luna dia sudah merasa nyaman dengan teman yang lebih tua 2 tahun darinya itu dan Vino pun menyatakan perasaanya pada Luna di chat, Vino menyukai Luna sejak MOS, karna Luna tidak kepikiran untuk menjawab apa, dan bagi Luna Vino itu orang baru maka ia tidak langsung mengambil keputusan dan meminta waktu pada Vino untuk memikirkannya terlebih dahulu.
Vierra bilang juga kan “Cinta Butuh Waktu” hehe
Tepatnya hari Senin di bulan Maret Vino main kerumah Luna dengan maksud ingin mengambil buku yang Luna pinjam, memang sih seperti main biasanya, tetapi ternyata jauh sebelum Vino kerumah Luna dia sudah menyiapkan suatu rencana, entah apa itu ,yang jelas, gak ada yang tau deh.
Setelah lama mereka mengobrol Vino pamit pulang, dia pun menyalakan motor yang sejak tadi ada didepannya, sambil dia menyalakan motor, dia mencubit pipi Luna dan bilang “Aku sayang kamu, kak”. Luna pun yang tadinya lagi senyum-senyum langsung memasang wajah yang kaget, setelah lama mereka saling diam akhirnya Luna menjawab, “aku juga sayang kamu Vin”. Dan senyum mereka pun merekah malam itu.
So, sayang itu gak kenal umur, asal saling nyaman dan saling ngerti juga cukup, itu sih kata Vino dan Luna :)